Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

nipagin




Nama: Nipagin atau Methyl Paraben atau Methyl hydroxybenzoate atau CH3(C6H4(OH)COO)

Nipagin (Methyl parahydroxybenzoate) adalah bahan pengawet makanan yang dipakai di berbagai jenis makanan. Penggunaannya diatur dalam Codex Alimentarius Commission. Nipagin memiliki nama lain, yakni methylparaben dengan rumus kimia  CH3(C6H4(OH)COO). Jenis paraben lain yang juga banyak digunakan adalah propylparaben dan butylparaben.
Menurut FDA, untuk suatu produk biasanya paraben yang digunakan berjumlah lebih dari satu jenis. Pengawet ini biasanya digabung dengan pengawet lain untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis mikroorganisme.Sesuai Codex, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable daily intake) adalah 10 miligram per kilogram berat badan. Jika berat badan seseorang 50 kilogram, konsumsi aman nipagin 500 mg per hari.Jika berat kecap dalam mi instan 4 gram dan kandungan nipaginnya 1 mg, maka 500 mg nipagin itu setara 2 kg kecap. Jumlah kecap sebanyak itu tidak mungkin dikonsumsi seseorang dalam satu hari.
Penggunaan nipagin pada makanan sebenarnya dapat dihilangkan dengan teknologi temperatur ultratinggi. Namun, itu akan membuat nilai ekonomi barang menjadi tinggi. ”Hingga kini belum ada laporan keracunan, apalagi kematian akibat penggunaan nipagin,” ujar Rahmana Erman Kartasasmita, Ahli Analisis dan Keamanan Pangan dari Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung.Fungsi nipagin hanya menahan laju pertumbuhan mikroba yang membuat makanan cepat rusak. Penggunaan nipagin berlebih tidak memperpanjang daya tahan makanan jika jumlah mikroba dalam makanan itu telah berlebih sejak awal.
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Untuk maksud tersebut kita memerlukan zat aditif.Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis­-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih.Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
Apa saja Bahaya Nipagin?
1.      Mekanisme penyerapan tubuh
2.      Kanker payudara
3.      Ketidaksuburan pada pria
4.      Alergi

Pemakaian Zat Pengawet Methylparaben
Seperti dilansir dari Ehow, Methylparaben bisa ditemukan pada produk seperti:
  • Kecap
  • Sereal
  • Produk roti
  • Produk susu beku
  • Minyak dan lemak
  • Selai
  • Sirup
  • Produk coklat dan kakao
  • Minuman kaleng
  • Bumbu-bumbu kemasan
  • Produk daging, ikan dan unggas

Sedangkan pada kosmetik, Methylparaben sering ditemukan pada:
  • Pelembab wajah
  • Produk anti-penuaan
  • Pewarna rambut
  • Produk pemutihan kulit
  • Gel cukur
  • Pembersih wajah
  • Spray
  • Shampo dan conditioner
  • Maskara
  • Eye shadow
  • Alas bedak

Dan dalam industri farmasi, Methylparaben telah digunakan untuk melindungi obat sejak 1924. Metil digunakan untuk anti-bakteri seperti pada:
  • Antibiotik topikal
  • Kortikosteroid
  • Obat tetes mata
  • Penisilin
Metil paraben termasuk dalam Bahan Tambahan Pangan (BTP) khususnya anti jamur yang digunakan secara luas sebagai pengawet untuk makanan, obat-obatan dan kosmetika. Senyawa ini sering ditemukan pada pembiusan lokal, bertindak sebagai agen bakteriostatik dan pengawet.
Nipagin atau metil paraben umumnya digunakan sebagai agen anti-jamur dalam medium makanan Drosophila. Penggunaan metil dikenal untuk memperlambat laju pertumbuhan Drosophila pada stadium larva dan pupa.
Metil paraben diproduksi secara alami dan ditemukan di beberapa buah-buahan, khususnya blueberry, bersama dengan paraben lain. Tidak ada bukti bahwa metil atau propilparaben berbahaya pada konsentrasi yang biasanya digunakan dalam perawatan tubuh atau kosmetik. Secara umum metil dan propilparaben dianggap aman sebagai pengawet anti bakteri pada makanan dan kosmetik. Nipagin dimetabolisme oleh bakteri tanah sehingga benar-benar rusak.

Metil paraben siap diserap dari saluran pencernaan atau melalui kulit. Hal ini terhidrolisis menjadi asam p-hidroksibenzoat dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh. Penelitian tentang toksisitas akut menunjukkan bahwa metil adalah praktis tidak beracun baik secara oral maupun parenteral. Dalam populasi dengan kulit normal, reaksi metil paraben praktis non-iritasi dan non-sensitif, walaupun reaksi alergi terhadap paraben telah dilaporkan.
Penggunaan nipagin pada makanan sebenarnya dapat dihilangkan dengan teknologi temperatur ultratinggi. Namun, hal itu akan membuat nilai ekonomi barang menjadi tinggi. Laporan keracunan atau kematian akibat penggunaan nipagin pun belum pernah ada hingga kini. Menurut FDA (Food and Drug Administration), BPOM-nya Amerika Serikat, paraben yang digunakan dalam satu produk biasanya lebih dari satu jenis, yang digabung untuk memberikan perlindungan lebih dari berbagai jenis mikroorganisme.

Methylparaben dapat dihasilkan secara alami dan ditemukan dalam buah-buahan sepertiblueberry.

Methylparaben juga dapat dimetabolisme oleh bakteri tanah sehingga benar-benar terurai, dan mudah diserap dari saluran pencernaan atau kulit, yang kemudian dihidrolisis menjadi asam p-hydrozybenzoate dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh.

Nipagin dipakai dalam berbagai jenis makanan. Penggunaan pengawet ini diatur oleh Codex Alimentarius Commission (CAC), badan yang dibentuk FAO (Food and Agriculture Organization, Badan Pangan dan Pertanian) dan WHO (World Health Organization, Badan Kesehatan Dunia) untuk mengatur standar pangan. Dalam CAC, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable daily intake) adalah 10 mg/kg berat badan. Jika berat badan seseorang adalah 50 kg, maka konsumsi aman nipagin adalah 500 mg/hari. Sedangkan penggunaan maksimum nipagin adalah 1000 mg/kg produk. Di Indonesia, batas maksimumnya adalah 250 mg/kg produk, sama dengan di Singapura dan Malaysia.

Fungsi nipagin adalah menahan laju pertumbuhan mikroba yang membuat makanan cepat rusak. Penggunaan nipagin yang berlebih tidak memperpanjang daya tahan makanan jika jumlah mikroba dalam makanan itu telah berlebih


Nipagin dalam mi instan

Dalam mi instan, nipagin terdapat dalam kecap. Bila kecap dalam mi instan adalah 4 gram, maka kandungan nipaginnya adalah 1 mg, masih dalam batas aman karena standar maksimum di Indonesia adalah 250 mg/kg produk.



Dampak

Metyhl p-hydroxybenzoate dan asam benzoat dilarang di Taiwan dan hanya bisa digunakan dalam produk kosmetik. Selain di Taiwan, zat pengawet ini juga dilarang di Kanada dan Eropa karena bisa mengganggu kesehatan.

Nipagin dan asam benzoat diketahui bisa menyebabkan muntah bila dikonsumsi. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, zat pengawet ini bisa menyebabkan metabolic acidosis(terlalu banyak asam lambung).



BPOM, termasuk FDA, memasukkan methyl p-hydroxybenzoate sebagai pengawet yang aman, meski bahan ini diperbolehkan dipakai pada produk kosmetik dan farmasi.

Menurut BPOM, penggunaan nipagin di Indonesia masih dalam batas aman hingga saat ini. Hasil uji sampel pada kecap mi instan yang mengandung nipagin menunjukkan tidak ada kandungan nipagin yang melebihi batas maksimal.

Batas maksimum penggunaan nipagin di tiap negara berbeda-beda. Bila di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Jepang adalah 250 mg/kg produk, di Amerika Serikat adalah 1000 mg/kg produk, sedangkan di Hongkong 550 mg/kg produk.

Batas konsumsi sejumlah Bahan Tambahan Makanan (BTM) di Indonesia jauh lebih ketat dibandingkan di Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Namun, hal itu tidak membuat industri di negara-negara tersebut menggunakan BTM hingga batas maksimum karena konsumen di negara-negara tersebut cenderung menghindari makanan yang mengandung BTM.

Kondisi berbeda terjadi di Indonesia. Kebanyakan konsumen di Indonesia biasanya tidak suka mengecek kandungan BTM dan mempelajari tulisan pada label makanan.

Penggunaan BTM jenis apapun -pengawet, pemanis, perisa, pewarna, penguat rasa, dll- mengandung resiko tersendiri bagi tubuh. Konsumsi bahan-bahan tersebut masih diperbolehkan dalam jumlah tertentu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar