Gula
Reduksi
Gula
pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat)
yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa
dan fruktosa.
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida
atau keto bebas.
Semua monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa),
kecuali sukrosa
dan pati
(polisakarida),
termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan
berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin
tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang
dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic
acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi
yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Gula
reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu
(II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi
adalah sukrosa. Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa
merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil
hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah
menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi
energi.
Galaktosa
merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada
otak dan jaringan saraf. Sedangkan salah satu contoh dari gula reduksi adalah
Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal
sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan
glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan,
beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah
yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara
komersial.
Penentuan Gula Reduksi pada
Sampel:
a.
Siapkan larutan sampel yang mempunyai kadar gula reduksi sekitar 2–8 mg/100 ml.
Perlu diperhatikan bahwa larutan contoh ini harus jernih, karena itu bila
dijumpai larutan contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan
penjernihan terlebih dahulu menggunakan Pb-asetat atau bubur aluminium
hidroksida (reagensia c dan d).
b.
Pipetlah 1 ml larutan contoh yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi yang
bersih.
c.
Tambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan seperti pada
penyiapan kurva standar diatas.
d.
Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva
standar larutan glukosa.
0 komentar:
Posting Komentar