Asam benzoat, C7H6O2
(atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih
dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum
benzoin (getah kemenyan),
yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta
garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
Asam benzoat diproduksi secara
komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan oksigen. Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan
bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan dianggap
sebagai ramah lingkungan.
Sintesis laboratorium
Asam benzoat sangatlah murah dan
tersedia secara meluas, sehingga sintesis laboratorium asam benzoat umumnya
hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia umumnya diajarkan kepada mahasiswa
universitas.
Untuk semua metode
sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena
asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin.
Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen
ini aman. Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan
campuran etanol dan air.
Asam
benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal.
Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat
pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan
bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah
maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg
bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat
ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi yang berlebihan dari asam
benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet
yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya
mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan
lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat
badan (hanssen, 1989 dalam Warta
Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian
menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan hewan.
Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui injeksi kulit
tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa
Benzenecarboxylic acid; Carboxybenzene; Dracylic acid; Phenyl carboxylic
acid; Phenylformic acid; Retarder BA; Tenn-plas; Retardex; Solvo powder; Salvo
liquid; Phenylcarboxylic acid; Benzoate; Benzenemethanoic acid; Benzeneformic
acid; A-63; A-68; STCC 4966340.
Bentuk fisik :
kristal, serbuk, warna putih, bau bermacam-macam, berat molekul
122,12; titik didih 480 0F (2490C);
titik leleh 252 0F (122 0C); Tekanan
uap @ 96 0C 1mmHg; Kerapatan (udara =1) ;
4,2; Kerapatan relatif pada @ 15 0C (air =1) :
1,2659; pH : 2,8 ( larutan jenuh). Larut dalam alkohol, eter, benzen;
kloroform; aseton, karbon disulfida, minyak terpentin, karbon tetraklorida,
minyak-minyak menguap. Sedikit larut dalam petroleum eter, heksan.
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat
0 komentar:
Posting Komentar